Broken Angel
Lihatlah... Tiba-tiba kau datang dengan sejuta pertanyaan, badai risalah tentang perjuangan mimpi dan juga angan. Beribu butir air mata jatuh membasahi pipimu yang lucu, menyengsarakan mata yang tak mau terbuka, melukai bibir yang tak pernah berdusta, hanya untuk meminta pertolongan. Begitu rimba isi kepalamu, sukar kurasa dipenuhi rumput liar berduri ketika kubelai rambutmu yang wangi. Katakanlah kasih... sekejam apa tusukan yang dihujamkan ke jantungmu? Pilu meraung, meronta merasakan kesakitan yang teramat dalam, hingga membuat rahangmu memerah dipenuhi oleh tamparan. Berbait-bait kata mengantarkan kepergianmu, berlari terseok dan terjatuh, lutut dan siku berlumur darah, hatimu berteriak memohon ampun atas ketidakberdayaan. Tapi... aku bisa apa? Tak ada obat yang bisa kuberi, tak ada pelukan yang mampu menidurkanmu. Aku tak punya apa-apa, saking seringnya dilanda lara. Jika kau ingin mati, aku tak tega membunuhmu. Jika kau ingin hidup, tak ada asa yang bisa aku tawarkan. Kesedihan