Makna Ulang Tahun Dalam Islam
الوقت أنفاس لا تعود
“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”
Mungkin kita selalu berpikir bahwa umur kita bertambah, namun kita tidak memikirkan ajal semakin dekat? Kita bisa merenungkan bahwa semakin bertambah tahun, semakin bertambah hari, itu berarti berkurangnya umur kita setiap saat.
Al Hasan Al Bashri pernah berkata,
“Malam dan siang akan terus berlalu dengan cepat dan umur pun berkurang, ajal (kematian) pun semakin dekat.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 383).
Jadi sungguh keliru, jika kita merayakan ulang tahun karena merasa telah bertambahnya umur. Seharusnya yang kita rasakan adalah umur kita semakin berkurang, lalu kita renungkan bagaimanakah amal kita selama hidup ini? Bukankah Islam mengajarkan kita jangan hanya menunggu waktu, namun beramallah demi persiapan bekal untuk akhirat.
Ibnu ‘Umar pernah berkata,
“Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu sore. Isilah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, dan isilah masa hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416).
Para ulama dahulu begitu sedih jika makin hari terus dilewati, di mana ajal semakin dekat. Bahkan mereka para salaf sampai bersedih jika waktunya berlalu tanpa amal shalih. Yang mereka terus pikirkan adalah ajal yang semakin dekat, namun amal shalih yang masih kurang.
Saat kita berulang tahun, akan ada banyak orang yang memberikan doa dan selamat, ada yang memberi bingkisan, dan banyak orang yang memperhatikan kita. Namun sebagai umat Islam kita harus sadar, bahwa Allah telah mengatur semua yang boleh dan tidak boleh kita lakukan di dunia ini.
Nah, untuk menghindari kemudharatan (ketidak bermanfaatan) dari perayaan ulang tahun yang berlebihan, sebaiknya kita melakukan:
1. Menjadikan ulang tahun sebagai muhasabah (introspeksi) diri
Semakin bertambahnya umur, maka kita harus semakin sadar dan semakin kuat introspeksi diri, tentang apa yang sudah dan belum dilakukan di umur kita sebelumnya.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan orang-orang yang yang mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat dan menasehati supaya menetapi kesabaran.” Surat tersebut menyatakan dengan jelas bahwa setiap manusia haruslah memanfaatkan semaksimal mungkin waktu hidupnya untuk selalu mengerjakan amal-amal kebaikan yang penuh manfaat, jika tidak, maka dia hanya akan menjadi orang-orang yang merugi kelak" (QS. Al-Ashr 1-3).
2. Meminta doa dari keluarga, saudara, dan sahabat
Salah satu hak ukhuwah (persaudaraan) islamiyah, adalah dengan meminta atau memberikan doa kepada saudaranya yang lain. Semakin banyak yang mendoakan, maka akan semakin banyak kemungkinan Allah ridho dan mengabulkan doa-doa dari saudara atau sahabat kita tersebut.
“Mereka berkata: Wahai bapak kami mintakanlah ampun untuk kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berbuat kesalahan (dosa)” (QS. Yusuf ayat 97).
3. Tidak berpesta pora
Dalam kondisi apapun, Allah sangat membenci hamba-Nya yang melakukan perbuatan dosa, maksiat, atau perbuatan sia-sia. Bukan hanya dalam memperingati hari tertentu yang ujung-ujungnya bisa menjadi bid’ah (amalan yang tidak dituntunkan oleh Rasulullaah SAW), namun dalam keseharian pun kita juga harus menjaga diri kita dari berbuat yang bathil yaitu dosa, maksiat, atau kesia-siaan.
Pesta selain semakin menjauhkan diri dari Allah juga akan menjauhkan kita dari keberkahan dunia dan akhirat, kita akan membuang harta untuk urusan percuma, demi kenikmatan yang sesaat saja dan tanpa guna.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan” (QS. Al Isyraa ayat 26-27).
4. Semangat membuat karya
Momen bertambahnya umur bisa memacu kita semakin giat dalam menghasilkan karya-karya terbaik bagi umat dan bangsa di jalan Allah.
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” Dari ayat tersebut, seharusnya kita menjadi sadar bahwa setiap perbuatan kita pasti akan selalu dibalas dengan sebaik-baik balasan bagi amal yang baik, dan seburuk-buruk balasan bagi amal buruk, oleh Allah SWT. Sehingga sudah sepantasnyalah kita semakin sadar, ketika usia semakin tua, seharusnya kita semakin giat dalam mengerjakan amal kebaikan" (QS. Yunus ayat 26).
Demikianlah Makna Ulang Tahun Dalam Islam. Lebih baik kita meninggalkan hal-hal yang Allah benci selagi kita masih hidup di dunia, daripada kita terlambat sadar namun Allah telah mencabut nyawa kita.
PS: Hari ini, Rabu 15 Juni ini genap 36th usiaku. Terima kasih untuk semua doa yang terucap dari keluarga, saudara, dan sahabat. Jazaakumullah Khairan Katsiran Wa Jazaakumullah Ahsanal Jaza...
Komentar
Posting Komentar