Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Lewat Tengah Malam

Gambar
Aku sangat mencintai malam dan kegelapan Di ujung malam bersisian gundah aku masih saja menggumuli pekat Dalam buaian desir lewat terpa sang angin Kesunyian pun kian menampar hati Ada yang kurasa saat malam hadir Ketika keterpurukan menghantui hati Dirimu hadir lewat bayang Lintasanmu merajai sukmaku Malam kian pekat membahana Terengkuh kesunyian dalam hamparan Mencabik lara dalam sekam kerinduan Mencoba menjarahmu namun hampa

Dalam Diam Ini

Gambar
Dalam diam... Ada sebait doa yang senantiasa kupanjatkan Ada segudang harap yang kutitipkan Ada sejumput asa yang kusimpul lewat ikhtiar Dan aku berkisah tentang keindahan yang di janjikan surga-Nya Dalam diam... Aku menitipkan sebuah cinta Cinta untuk malaikat hatiku disana Semoga dia menjadi penyempurna imanku pada-Nya dan menjadi titian dalam meraih ridha-Nya Memang aku tak setangguh Siti Khadijah yang mengorbankan apapun untuk kekasih Allah juga tak seperti Aisyah yang luar biasa kecerdasannya dan tak se sholehah Fatimah Az-Zahra Karena aku hanyalah wanita akhir zaman

Rembulan di Atas Pusara

Gambar
Bumi ini tak ada tempat buatku, dan matahari pun tak rela berikan sinarnya untukku Tempatku hanya di kegelapan, tanpa cahaya, hitam kelam, sendirian Tiap pagi berharap jantung terhenti, atau menghilang di sapu angin Tidak kamu atau pun mereka yang bisa rangkai kembali hatiku Rasa sakit ini sungguh tak terperi Teriris sampai tak berbentuk lagi Pola yang sama, orang yang sama, kisah yang sama Tidak bosankah kalian menikmati air mata ini? Dan pada akhirnya tetap sama, tidak berbeda Tak ada ujung pada kisah yang ku renda Hingga pena yang ku torehkan pada kertas kehidupan hampir penuh, tetap saja tidak ku temukan cinta sejati yang mengandung arti

Ini Rindu

Gambar
Rindu adalah tali yang tak pernah putus Merentang di tiang hati, di tiang mimpi Kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari Rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang Tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia Disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan Biarpun hari semakin tua, dan kelam sudah bermula Rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup Dari musim ke musim ia menjadi laluan pengembara yang mencari cintanya yang hilang Disitu rumput yang telah lama bertukar warna Bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup

Tangisan Yuyun

Gambar
Tangis Yuyun Kepada Ibunya Ibu, sempat terdengarkah suaraku? Kupanggil berkali-kali namamu Saat belasan orang memperkosaku yang ingin kulihat hanya wajahmu "Ibu, tolong aku.." "Ibuuuuuuu, ibuuuuuuu...." Kuteriakkan lagi dan lagi Saat aku takut Saat aku sakit Saat aku menjerit Saat aku menangis sejadi-jadinya Siang itu 2 April hari sabtu Dari sekolah kubawa bendera Tugasku mencucinya di rumah Untuk hari senin upacara

Nyanyian Merdu Berbisa

Gambar
Suara indah penuh sumpah serapah Kata-kata bijak terangkai fitnah Senyum manis mengandung racun berbisa Keberadaannya pancarkan panas neraka Jangan mendekat, menjauhlah Biarkan aku berjalan dengan obor hatiku Sendiri menyusuri jalanan lenggang, dimana awan hitam payungi diri dari kerapuhan Dimana cinta? Yang harusnya lindungi diri ini dari nyanyian merdu berbisa Menghilang seperti biasanya, tak berbekas Dan akupun menjadi terbiasa, sendiri rasai diri Berkaca pada hujan tentang ketulusan Belajar dari angin tentang kesabaran Memaknai keikhlasan dari sebuah jam Menandai hati dengan kekuatan alam

Tentangmu

Gambar
Aku tekun menyulam hatiku dengan segenap kemesraan Kubuatkan telaga di dalam sana agar segenap cinta mengalir penuhi hati Dan bila telah penuh, maka kubiarkan cinta itu membasahi kehidupanmu Di sana telah hidup namaku dan namamu, dengarkanlah... Engkau telah menyentuh jiwaku Kata-katamu menyentuh hati hingga bercahaya cita-citaku, tuk menggenapi hidup dengan kebajikan Engkau-lah pintu yang memaksaku memasuki sebuah dunia penuh keindahan Sebuah dunia dimana jiwa memahami bahwa kebajikan adalah pilar dari kebahagiaan Aku lihat engkau lebih bahagia daripada mereka yang mengejar kebahagiaan Engkau tampak lebih senang daripada mereka yang hidup sebagai budak kesenangan Dan engkau lebih tentram daripada mereka yang berusaha menggapai ketentraman Itulah yang kutahu tentangmu, menakjubkan dalam hatiku

Pamit Tanpa Suara

Gambar
Terbaring di pembaringan Sinar lampu hijau redup jadi teman setia Saat ingatan tak lagi tajam, gerak tak lagi lincah, suara tak lagi lantang, mata tak lagi berbinar, senyum tak lagi mengembang Apa yang terjadi gerangan? Apakah tubuh begitu ringkih menahan beban kehidupan yang tak pernah diundang? Apakah otak tak mampu menstimuli rangsangan dunia hingga tubuh perlahan melemah dan bersiap menghilang? Entahlah... Nyaman di kegelapan hindari sinar terang Tenang di kesunyian hindari kebisingan dan kepadatan Apakah ini pertanda bahwa jiwa telah siap tinggalkan raga?