Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Heartbreaker

Gambar
Suara hitam berdetak didalam hati Dirimu masih saja berkeliaran membunuh hari Jadilah kini aku sang pembenci Setelah aku menyadari, bahwa semuanya sudah menjadi tak berarti Dirimu tega menghabisi nyawa di hati, yang tak pernah kamu ketahui sama sekali Perkataanmu ibarat lidah yang bercabang Meskipun kebenaran telah kau sisipkan walaupun terasa hambar Kamu peka, namun tak memiliki rasa Kamu tahu, aku yang tidak tahu Jelas terlihat bahwa akulah manusia bodoh, yang biarkan dirimu menari-nari indah di atas kesedihanku ini Kamu tahu... Selalu ada rindu untukmu, walau kamu menyimpan banyak nama Tangisanku berderai sejuta pengharapan, mengeja puisi hati yang temaram Jika tak mampu maka pergilah! Tak usah membuatku sedih atas harapan kosongmu Entah sampai kapan dirimu seperti itu, Selalu melambai-lambai bersama kosongnya kejujuran Tahukah kamu? Aku selalu menunggu sapa, senyum, dan tawamu sampai aku nyaris hilang akal Tetapi sang mentari masih marah saat aku i

Nisan Tanpa Nama

Gambar
Ilalang tertegun mendekap dalam dendang sunyi Rumput melirik iri hingga gumamnya jelas pada telinga ini Mengapa tautan dengki tak akan pernah sirna walau parau? kala diri dalam harap basuh dahaga pada kemarau Legakan nafas dalam kemelut Mendung bergelayut pada cakrawala basuh raga Derainya membawa jasad tersapu pada semilir bayu, hingga sejenak lupakan resah asa Jika dirimu ingin berpaling maka lakukanlah, walau setitik tak engkau sisakan tempat untukku Aku akan tetap tersenyum walau hanya guratan bayang semu Hingga keluh hinggap pada hati yang kian membatu Jika kisah kita tak akan terasa pada masa Maka tiada diriku akan semakin nyata Aku tak akan mengumpat walau jalan dan pintu hatimu semakin tertutup rapat Cukup... jangan diteruskan lagi karena senyum siksa ratap nurani yang engkau tawarkan hati Dan akhirnya... akhir yang tiada berakhir akan kian menjadi Biarlah kemunafikan singgahimu dan hinakan aku Sejatinya binarmu akan menutup mataku yang mulai lelah

Surat Cinta Untuk...

Gambar
Teruntuk kamu, hidup dan matiku: Bila musim berganti Sampai waktu terhenti Walau dunia membenci Ku kan tetap disini Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu...

Rumah di Atas Awan

Gambar
Apa kabarmu di hari pertama kita berpisah? Pasti kamu akan baik-baik saja, tidak sepertiku yang terus berurai air mata Kamu akan mantap melangkah ke depan, sementara aku semakin mundur ke belakang Saat membuka mata di pagi ini, aku berharap semalam hanyalah mimpi buruk Saat aku melihat apa yang ada di hadapanku, ternyata semua adalah benar adanya Kisah kita benar-benar telah usai, tak terukir lagi nama kita berdua Apa kamu tahu say ... aku bingung apa yang akan aku lakukan hari ini Semua hal mengingatkanku padamu Semua aktifitas harianku selalu berkaitan denganmu Tak ada yang luput dari nama dan sosokmu Jadi katakan padaku, aku harus lakukan apa untuk bisa melupakanmu? Aku terbiasa mendengar suaramu Aku terbiasa bercerita padamu Aku terbiasa diperhatikan dan dicintai olehmu Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku Sedangkan kini.... aku sendirian Sudah aku putuskan, aku akan membangun rumah diatas awan! Rumah mungil milik kita berdua Dimana disana menunggu

Waktuku Telah Habis

Gambar
Aku tak punya kenangan, untuk membuka percakapan Hanya ada bunga yang terus tumbuh, sementara kesempatan sudah mulai lumpuh Di manakah diriku? selain memudar dalam fiksi-fiksi yang gagal Aku tak menemukan kuburku di setiap rumah Pikiranku menjadi hantu, tak bisa kembali ke mana-mana Lihatlah, betapa banyak yang mereka ambil dari diriku Aku bahkan tak bisa memiliki airmataku sendiri, yang meluncur deras dan menenggelamkan seluruh kota Waktuku telah habis Aku belum mengucap kata perpisahan padamu Aku telah mengingkari janjiku Aku telah mengundang derai untukmu Waktuku telah hilang, padahal kau setia mendampingiku Meski harus tragis, aku harus menghilang dari nyata Maafkan atas ketidakwarasanku... dimana aku lebih nyaman menyentuh dinding tembok yang dingin, daripada memeluk hangat tubuhmu Maafkan atas ketidakwarasanku... dimana aku lebih menikmati mengecup duka, daripada mengecup lembut bibirmu Maafkan atas ketidakwarasanku... dimana aku lebih memilih hi

Ajal

Gambar
Hidup adalah rangkaian waktu. Waktu demi waktu terangkai menjadi satu, diberikan kepada setiap manusia sebagai ajal. Itulah tenggat waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita. Ketika tenggat waktu yang diberikan telah berakhir, maka tak satupun yang bisa meminta ditangguhkan. Karena itu tanpa terasa, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun berlalu, saat usia kita bertambah, sesungguhnya ajal kita semakin dekat, karena terus berkurangnya detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Saat ajal itu tiba, apakah kita sudah siap? Menyiapkan apa yang akan kita bawa menghadap kepada-Nya. Pernahkah kita menghitung berapa lama waktu yang kita gunakan untuk maksiat, dan berapa yang kita gunakan untuk taat? Padahal kita hitung atau tidak, yang pasti Allah Maha Tahu, dan Malaikat pun telah mencatatnya, sehingga kita pun tak kuasa untuk mengelaknya. Rangkaian waktu yang kita lalui lebih berharga dari emas, perak, kedudukan, atau apapun yang kita miliki. Jika kita t

Kasih Tak Sampai

Gambar
Kuseret langkah dengan daya yang sekedarnya Mencoba menutup luka yang segar menganga Selintas kenangan, maka bertambah satu sayatan Duka yang entah dimana tepinya Pengorbanan yang kerap di abaikan Perjuangan yang kosong tak berbekas Ketulusan dibalas basa basi menyesatkan Kesucian yang di rampas penghianatan Tak akan kupaksakan untuk menghapus tragedi merah itu Biar saja semua tetap ada di halaman terdepan ingatanku Supaya jelas terbaca saat aku lupa Kasihku tak sampai, bahkan tak setengah jalan Waktu terus berputar teratur sesuai kehendak-Nya Ukiran-ukiran kisah semakin rapi tertata Indah disaksikan saat dua mata kita saling berpaut Namun satu tujuan tak sempat di ikrarkan bersama Saat jatah waktu telah usai untuk kita Tak ada lagi kisah yang terkisahkan Saat langkah tersisa satu hasta Kasih kita ternyata tak pernah sampai Mohon di maafkan untuk mulutku yang tak kesatria Hanya bisa seperti ini... Aku hanya bisa melihatmu dari jauh saja Aku tak berani

Sekarat

Gambar
Saat embun pagi bangunkan tidurku Aku berharap mentari tersenyum menyapaku Membawa kabar baik tentangmu di sana Obati resah jiwaku sejak semalam Saat mentari tersenyum bersinar Aku berharap telaga hatimu tak akan pernah mengering Basuhi gundah yang tak jua sirna Memikirkan yang terkasih untuk sebentuk harap dan rasa Pernahkah engkau tahu apa yang saat ini kurasakan? Ada sesuatu yang tak biasa dalam diri ini Kehadiranmu basuhi relung jiwaku yang lusuh melepuh Denyutkan kembali irama nadiku yang telah biru membeku Engkau bintang kecilku Yang gemerlapi gelapnya malam langit hidupku Tetaplah bermain di taman hatiku, hingga jiwa yang gundah ini merasa tentram Diri ini teramat rapuh tanpa hadirmu Mengapa getaran rasa begitu dalam? Membuat hati sakit tertorehnya Mengapa jiwa ini teramat rapuh? Membuat rindu selalu datang menggoda rasa Lusuhan harap yang menggebu, merintih dalam kalbu... membiru Onggokan keinginan kusam, menyusup dalam kelam... terdiam Sakit

Pita Biru Itu...

Gambar
Ada seorang gadis yang selalu mengenakan pita biru pada lehernya, tak peduli siang maupun malam, cocok ataupun tidak dengan pakaiannya, ia selalu mengenakan pita biru tersebut. Gadis itu bernama Jingga. Ia memiliki teman akrab sejak kecil, ia bernama Hendra. Hendra hampir tak pernah melihat Jingga tanpa pita biru di lehernya. Berkali-kali Hendra bertanya, berkali-kali pula Jingga menolak memberitahunya. Waktupun telah berlalu, Hendra akhirnya melamar Jingga, lalu menikahinya. Di hari pernikahannya itu Hendra kembali bertanya lagi pada istrinya yang cantik jelita itu, tentang pita biru di lehernya. Sang istri terdiam sejenak, lalu dengan berlinang airmata ia menjawab: "Kita sudah berbahagia selama ini, apakah ada bedanya..?" Hendra berhenti bertanya semenjak saat itu. Tahun demi tahun berlalu. Mereka berkeluarga dengan bahagia, dan di karuniai dua anak. Hingga pada suatu hari di hari ulang tahun pernikahannya, Hendra kembali bertanya lagi tentang pita biru

Missing

Gambar
Terpaku dalam kegundahan hati Terasa tak dapat ku lawan dengan jari-jari Tiada lagi tempat yang terasa ada Hanya lelah... Andaikan waktu itu tak terjadi Mungkin hatiku takan remuk seperti ini Langkahku terhenti dalam kelamnya malam Mataku terhalang jurang yang dalam Pendengaranku sayup-sayup tak menentu Hatiku terombang ambing dalam ombak kemarahan Ragaku tak berkuasa untuk berfungsi Mungkin tiada lagi yang dapat terjadi saat ini Semangatku lemah hatiku susah Teringat malam yang menyakitkan Inikah kehidupan? Kurasa semua bukan seperti ini Mungkin masih ada titik terang, yang akan menyinari kegelapan hati Memberi pujian untuk diri sendiri Meredamkan semua yang ada saat ini Hingga aku dapat kembali pada hati yang ingin aku tuju

Yang Terindah

Gambar
Kangen yang tak berujung menghampiri hati Rindu yang tak berdosa menyambangi jiwa Apakah cinta ini hanya sebuah fatamorgana, yang memaksa hati untuk merasa dahaga, atau sekedar impian semu yang takkan jadi nyata Terdiam ku di kegelapan malam Membuat tubuhku tak dapat di gerakkan Mematung di sudut malam Angin yang berhembus menyampaikan sejuta kerinduan Sebenarnya jarak yang aku buat untuk kita, adalah bukti rasa sayangku terhadapmu Aku tak ingin melukai hatimu, tak ingin mengecewakan perasaanmu Sebenarnya... Kamu kisah yang terindah dalam hidupku Tak akan mampu ku hapus sampai ajal menjemputku Kamu mimpi yang sempurna di hidupku Kamu hadir membawa warna baru Kamu obati luka ku tentang masa lalu Kamu mampu mengubah kehidupanku, jauh lebih baik dari kehidupan masa lalu Kamu manusia sederhana yang mampu memberikan cinta yang luar biasa Cinta yang tak mampu di ungkapkan oleh kata kata Kamu mendengar apa yang tidak di katakan Kamu mengerti apa yang tidak di

Musuh Dalam Selimut

Gambar
Kuhembus debu yang menutupimu Entah setebal apa baju yang kau pakai Tulisan aneh membingungkan aku Mungkin mataku yang sudah lunglai Kulihat dirimu berdiri menantang Namun parasmu mengajak berteman Ku pandang dirimu luar dan dalam Hitam dan biru berlabuh malam Hati manis mulut berbisa Sepintas kalimat itu memang agak janggal Memang kalimat itu yang terlontar dari mulutku Sepenggal kalimat itu tidak lahir dengan sendirinya Kalimat itu terlontar dari pembicaraan panjang Indah, menarik, sejuk, dan teduh Siapapun yang melihatnya kan merasakan Tatapan akan tertarik Keindahannya ada pada setiap mata Takkan merasa bosan Takkan merasa hampa Karena kesejukan yang diberikannya Karena keteduhan yang dirasakan Hingga yang dusta menjadi benar, yang benar menjadi dusta Cerita tanpa arti Makhluk berwajah palsu Terbiaskan dendam dibalik kebaikannya Tertumpah pekat kalimat indah penuh caci maki dan fitnah Tempat yang dulunya bersahabat begitu asing sekarang Aku, kit

Goresan Kosong

Gambar
Aku terus menulis Goreskan semua rasa dan asa Harapkan sebuah kepuasan, harapkan sebuah makna, tapi tak kutemukan semua Lagi-lagi aku hanya menulis sebuah kekosongan Kosong yang membuat hati tersesak perih Aku yang selalu merasa kosong Tak mampu mengungkap rasa Selalu diam menghadapi semua Tak ada harapan yang tersisa Tak ada nada yang tercipta Lukisan rindu tak lagi ada Semuanya menjadi hampa Sunyi ini memaksaku untuk tetap terdiam...

Maaf, Jika Aku Masih Melihat Masa Lalu

Gambar
Aku hidup diantara tiga dunia: dulu, sekarang, dan nanti Aku pernah hidup dalam dunia yang kusebut “dulu” Kini aku hidup dalam dunia yang kusebut “sekarang” Dan kelak aku akan hidup dalam dunia yang kusebut “nanti” Aku punya catatan sejarah langkah kaki dalam hidup yang “dulu” Sebuah catatan yang membuatku kini lebih banyak belajar Kehidupan yang membuatku kini semakin berpengalaman Pengandaian yang terkadang kurindukan Aku hidup dalam dunia “sekarang” Sebuah dunia yang menggambarkan siapa aku "sekarang" Semua hal yang sedang kulakukan adalah sebuah perjuangan Hal yang terkadang membuatku dalam waktu dekat jatuh dan terbangun Aku juga memiliki berjuta impian, harapan, keinginan yang tentu saja tidak bisa kulakukan "sekarang" Ada penghalang yang menjadikanku terpisah dengannya Hal tersebut adalah waktu yang selalu saja kehadirannya menjadi misteri "Dulu" hidupku adalah suatu hal yang membingungkan Terkadang bisa membuatku tersenyum

Tulisan Gilang Kazuya Shimura, Soal Islam Warisan yang Ditulis Afi Nihaya Faradisa

Gambar
Belum Lama ini tulisan gadis  SMA Negeri 1 Gambiran, Afi Nihaya Faradisa cukup viral di sosial media. Tulisannya yang terakhir tentang “Agama Warisan.” Tulisan ini cukup viral, sebab topik yang diangkat remaja yang tinggal di Banyuangi Jawa Timur ini, adalah soal gejolak politik dan sosial di Indonesia. Nah, meskipun tulisan tersebut cukup kritis, namun ada saja yang menuai pro-dan kontra. Sebab Afi Nihaya hanya memakai isi otaknya dan mengesampingkan dalil kitab sucinya. Berbagai tanggapan pun muncul untuk menanggapi tulisan remaja tersebut. Salah satunya datang dari akun Gilang Kazuya Shimura, seorang Pria asal Sukabumi yang tengah menempuh pendidikan di Luar Negeri. Berikut tulisan bantahannya yang kini tengah viral. Dek Afi yang terhormat, kita emang gak bisa milih kita memeluk agama apa, karena kita didoktrin oleh orang tua kita. Tapi adek tau gak, kalau secara fitrah kita udah muslim? Adek gak tau? Makanya kakak kasih tau sekarang, ada kok hadits nya dek : Setiap

Sorry

Gambar
Everything I do has made you forget me Now we are like strangers who had never met before If the second chance does not favor to me, just said sorry and regret that I can tell But my love will not change, no matter how far away you are, how much you hate me, and as long as my heart still beats, I will still love you with all my heart I'm sorry that had once made a wound in your heart, but now there's only me and my love for you will never be lost Hopefully she can heal the wounded heart and can make you forget me...

Malu

Gambar
Di langit mana harus kusimpan dosa? Di tanah mana harus ku kubur aib? Ke ujung dunia mana harus ku berlari? Di kegelapan mana harus kusembunyikan malu? Meniti semedi hati Terpecik pekik bulan dijerat awan Sisipkan peluh dan derainya Undang sesak menyekat rongga, antara iba dan noda dari cinta yang tersisa Dan tentang kezaliman, telah ku abadikan dalam sebait puisi Agar dia tak lupa diri, telah mengoyak dan melukaiku Sebenarnya aku ingin kembali. pulang ke teduh matamu, dan berenang di kolam yang kau beri nama rindu Aku ingin kembali ke rumah Tetapi nasib memanggilku Seseorang menculikku dari alam mimpi Membawaku terbang melintasi waktu dan dimensi kata-kata Orang bilang apa yang ada di depan manusia hanyalah jarak, dan batasnya adalah ufuk Begitu jarak ditempuh, maka sang ufuk menjauh Tak ada romantika yang cukup kuat untuk dapat menaklukkan dan menggenggamnya Seperti yang terjadi padaku...