Waktuku Telah Habis
untuk membuka percakapan
Hanya ada bunga yang terus tumbuh,
sementara kesempatan sudah mulai lumpuh
Di manakah diriku?
selain memudar dalam fiksi-fiksi yang gagal
Aku tak menemukan kuburku di setiap rumah
Pikiranku menjadi hantu, tak bisa kembali ke mana-mana
Lihatlah, betapa banyak yang mereka ambil dari diriku
Aku bahkan tak bisa memiliki airmataku sendiri,
yang meluncur deras dan menenggelamkan seluruh kota
Waktuku telah habis
Aku belum mengucap kata perpisahan padamu
Aku telah mengingkari janjiku
Aku telah mengundang derai untukmu
Waktuku telah hilang,
padahal kau setia mendampingiku
Meski harus tragis,
aku harus menghilang dari nyata
Maafkan atas ketidakwarasanku...
dimana aku lebih nyaman menyentuh dinding tembok yang dingin, daripada memeluk hangat tubuhmu
Maafkan atas ketidakwarasanku...
dimana aku lebih menikmati mengecup duka, daripada mengecup lembut bibirmu
Maafkan atas ketidakwarasanku...
dimana aku lebih memilih hidup dalam ilusi bersama bayanganmu, daripada hidup bahagia sampai tua dengan terus menggenggam tanganmu
Maafkan atas ketidakwarasanku...
yang telah membuat waktumu habis sia-sia hanya untuk mencintai dan membangun mimpi indah bersamaku
Kata maaf ini takkan pernah habis,
akan selalu terucap sampai napasku terhenti
Mata, jantung, dan hati ini akan terus memandang dan merasaimu,
selalu dan tanpa henti sampai nyawa terpisah dari raga
Ketidakwarasanku telah merobohkan rumah kecil kita...
Komentar
Posting Komentar