Pena Hitamku
Terasa nyeri kepala
Luar biasa sakit menembus otak
Membuat terjerembab di ranjang
Bukan sekedar sakit kepala
Tetapi sakit yang merambat hingga ke jiwa
Jika aku tertawa bahagia, sakit ini sirna
Jika aku terdiam dalam sedih, sakit ini menyerang
Senyumku telah hilang
Yang tersisa hanya suasana tegang
Tersudut aku dalam sakit ini
Terpojok aku pada keadaan tak berdaya
Hingga pada akhirnya...
Aku ajak dirimu memanjat sebuah bukit
Kamu harus siap untuk lelah, kataku
Aku ajak dirimu berenang ke samudera
Bukan sekedar gelombang dan air asin yang harus kamu rasakan
Sebenarnya... aku ajak dirimu untuk mengerti aku
Satu kata yang selalu membuatku bingung
Satu kata yang selalu membuatku bertanya
Satu kata yang selalu membuatku berpikir
Kata yang sering aku dengarkan, sesering aku memikirkannya
Ada apa di balik kata yang mengubah semuanya?
Aku menuangkan pikiranku
Aku menuangkan perasaanku
Tetesan tinta hitam menyeruak menembus kertas kosong
Goresannya mengukir kata tanpa suara yang ingin bersuara
Kini... sudahkah kamu mengerti aku?
Masih terpaku dalam alunan masa lalu
BalasHapusSehingga nada kedamaian pun membisu
Guratan perih membingkai ego
Entah menerima atau membalas luka
Kembali kataku tak bersuara
Bersama udara sampaikan pesan jiwa
Sejenak saja pejamkan kedua mata indahmu
Sebentar saja lepaskan dunia mu
Rasakan udara yang bergerak membelai lelahmu
Nikmati ketentraman semesta dengan senyum
Kicau burung bercanda riang diantara debur ombak dan angin lautan
Nyiur melambai mengajakmu menari dalam kedamaian
Bukan tentang kata ,luka ,hati dan emosi
Tapi tentang jiwa yang terpaksa terkurung
Lepaskan..
Biarkan tinta memenuhi kertas putih
Biarkan saja membekas hingga berlembar
Sampai akhirnya lembaran berwarna putih kembali
Dan itu hanya jiwamu yang tahu berapa lembar yang ternodai tinta
Aku hanya menemani dengan kata
Yang terkadang tidaklah indah atau bahkan tak guna