Pada Siapa Aku Harus Marah?
Pada siapa aku harus marah?
Pada diriku sendirikah?
Atau aku harus marah padanya?
Lelah dalam kebingungan sendiri
Cerita yang membentuk bayangan tanpa jejak
Sinar yang tak menerangi semua
Gelap ku buang karena hanya menambah lara
Halilintar memekik di kedua telinga
Memaksa merobek keheningan
Hati pun menjadi berantakan
Porak poranda ditikam persetan
Omongan ego yang membalikkan asa
Menjadi sebuah bara yang menghitam legam di jiwa
Menoleh kebelakang ku tak kuasa
Menoleh ke depan ku tak sanggup
Rasaku diambang kecemasan
Rintangan menghantui, menakuti hingga ku terdiam
Tak sanggup melangkah dan melihat
Mata menoleh namun hati tertutup
Di mana kau simpan kelembutanmu?
Di mana dirimu yang sebenarnya?
Api yang belum padam menyendiri di keramaian
Tanpa suara, tanpa kata dimana maksudnya tak terbaca
Teka teki yang belum terpecahkan
Diamlah, jangan bicara jika membawa beban
Tidak kah kau mengerti atas apa yang ku rasa?
Tidak kah kau pahami akan semua yang terjadi?
Saat aku menunjukan sikap yang berbeda,
kau masih bertanya "kamu marah?, kamu sakit? ada apa denganmu?”
Hingga saat aku menjawab "aku baik-baik saja"
Tidak kah kau merasa aku sedang berbohong?
Berbohong pada perasaanku sendiri, berbohong padamu, berbohong atas kata yang ku ucap
Sesungguhnya aku memang marah, aku kesal
Bahkan aku semakin marah, aku semakin kesal,
saat kau masih mempertanyakan semua itu
Padahal aku sudah menunjukkan sikap yang berbeda dari biasanya,
agar kau mengerti tanpa harus bertanya seperti itu
Tidakkah kebersamaan kita selama bertahun-tahun,
cukup untuk saling memahami bahasa hati?
Pahami aku, resapi puisiku, maknai goresan pena hitamku, meleburlah dalam duniaku
Janganlah kembali bertanya...
Di mana dirimu yang sebenarnya?
Api yang belum padam menyendiri di keramaian
Tanpa suara, tanpa kata dimana maksudnya tak terbaca
Teka teki yang belum terpecahkan
Diamlah, jangan bicara jika membawa beban
Tidak kah kau mengerti atas apa yang ku rasa?
Tidak kah kau pahami akan semua yang terjadi?
Saat aku menunjukan sikap yang berbeda,
kau masih bertanya "kamu marah?, kamu sakit? ada apa denganmu?”
Hingga saat aku menjawab "aku baik-baik saja"
Tidak kah kau merasa aku sedang berbohong?
Berbohong pada perasaanku sendiri, berbohong padamu, berbohong atas kata yang ku ucap
Sesungguhnya aku memang marah, aku kesal
Bahkan aku semakin marah, aku semakin kesal,
saat kau masih mempertanyakan semua itu
Padahal aku sudah menunjukkan sikap yang berbeda dari biasanya,
agar kau mengerti tanpa harus bertanya seperti itu
Tidakkah kebersamaan kita selama bertahun-tahun,
cukup untuk saling memahami bahasa hati?
Pahami aku, resapi puisiku, maknai goresan pena hitamku, meleburlah dalam duniaku
Janganlah kembali bertanya...
Komentar
Posting Komentar