Hujan di Hati Semalam
yang kau pesan dengan isyarat perpisahan
pasti dan perlahan beku di pelupuk anak kerinduan,
kau cairkan menjadi hujan yang tak terpetakan,
dengan gaduh yang tak lebih riuh,
dari diam yang kau tinggalkan bersama waktu yang biru,
atau temaram lampu yang kian redup menjadi sepi,
yang ditepian sebelah mana aku berdiri,
tak jua aku mampu mengenali...
Biarkan kupejam mataku,
dimana anak darah menetes darinya,
lalu mengalir di tengah embun pagi yang mengerumun pada jendela kaca,
lalu memilih untuk pergi saat matahari mulai meninggi....
hikssss..ini mah bikin hatiku tersayat
BalasHapus