Ziarah
Kujejakkan langkah kaki menapak tanah Menyisir bebatuan tajam yang hiasi jalanan Sesekali debu kotor menerpa kulit pucat wajahku, bersama sinar matahari yang membakar kesusahanku Disepanjang jalan, aku disapa dengan kemunafikan Langkah-langkah ku seirama dengan penghianatan yang mereka tawarkan Aku merintih, tapi tak lagi diperdulikan... Aku menangis, tapi tak lagi diperhatikan... Bahkan teriakan yang hampir memutuskan pita suaraku pun, tak lagi di dengar oleh mu Aku... yang katanya adalah ujung hatimu Tapi kesakitanku menjadi hiburan bagi keangkuhan mu Aku... yang katanya bagian dari dirimu Tapi harapanku dipupuskan oleh keegoisan mu Untuk keberapa lama kesedihan ini kuderita? Bukankah aku telah cukup membayarnya dengan banyak air mata? Engkau yang telah lama hilang dari pandanganku...