Nyanyian Merdu Berbisa


Nyanyian Merdu Berbisa

Suara indah penuh sumpah serapah
Kata-kata bijak terangkai fitnah
Senyum manis mengandung racun berbisa
Keberadaannya pancarkan panas neraka

Jangan mendekat, menjauhlah
Biarkan aku berjalan dengan obor hatiku
Sendiri menyusuri jalanan lenggang,
dimana awan hitam payungi diri dari kerapuhan

Dimana cinta?
Yang harusnya lindungi diri ini dari nyanyian merdu berbisa
Menghilang seperti biasanya, tak berbekas
Dan akupun menjadi terbiasa, sendiri rasai diri

Berkaca pada hujan tentang ketulusan
Belajar dari angin tentang kesabaran
Memaknai keikhlasan dari sebuah jam
Menandai hati dengan kekuatan alam


Maaf...
Jika diri ini masih ada benci
Jika dendam masih padam menyala
Jika dunia kita tak lagi sama

Kau pikir aku ada disini untuk apa?
Kau kira sejauh ini aku ada untuk siapa?
Kenapa tak jua mengerti dan menjadi berarti?
Hati ini menjadi patah tak bernyawa
Kata cinta pun menjadi tak bermakna
Terhenti disini, cukup disini

Aku sakit, jiwaku sakit
Karena tertawa disaat sedih, tersenyum dikala sakit, gembira saat terluka,
dan baik-baik saja walau didera lelah yang mendalam
Semua karena nyanyian merdu berbisa
Yang tak mau pergi, terus ikuti diri ini
Dan kau pun membiarkannya...

Komentar

  1. Lagu ku bersuarakan senyum
    Tentang lirik yang bertuliskan kedamaian
    Tak apalah jika sedikit mengandung racun
    Jika racun ini bisa memusnahkan dendam

    Nyanyianku..nyanyian keheningan
    Tanpa hati tak mungkin terdengar
    Mata bisa terbohongi kalimat-kalimat indah
    Tapi hati tak bisa tertipu indahnya

    Rasakan setiap irama mengalun merdu
    Nada-nada keheningan memecah nurani
    Apa yang kau langkahkan?
    Jika jejakmu mundur kebelakang

    Pagi dan malam bergantian menemani
    Dan kau pun masih terlelap tanpa keikhlasan
    Percuma..tanpa nyanyian yang berbisa
    Dendammu lebih mematikan

    Biarlah kan terus kunyanyikan
    Suara kedamaian penuh bisa
    Agar pelan-pelan merasuki nurani
    Meski nanti akan menghilang

    -anarki-

    BalasHapus
  2. apa yang kau langkahkan?
    jika jejakmu mundur ke belakang

    "entahlah, kenapa aku masih saja berharap"

    BalasHapus
  3. Tatap lurus ke depan sejenak singkirkan cermin..harapan takkan berarti klo harus terus terjatuh di lubang yg sama

    BalasHapus

Posting Komentar