Yang Terakhir


Yang Terakhir

Aku tahu harusnya aku pergi, saat kamu memutuskan pergi dari hidupku.
Aku tahu harusnya aku menghapus namaku dari hari-harimu, saat kamu bilang sudah lelah berjalan denganku.
Aku tahu harusnya aku tidak boleh menyebut namamu, mengenangmu, mengharapkanmu, saat kamu mantap melanjutkan hidup tanpa aku disampingmu.

Aku tahu kamu saat ini lebih bahagia, tanpa adanya aku dibalik namamu.
Aku tahu bebanmu kini terasa ringan, hingga kamu merasa melayang di langit, tanpa aku yang selama ini menjadi tanggung jawabmu.

Aku tahu say, sangat tahu...
Tak perlu kamu beri kode, tak perlu kamu tunjukkan, aku tahu semua yang kamu inginkan dariku.
Kamu ingin aku pergi jauh dari hidupmu, tanpa jejak.

Maaf, jika selama ini aku terlalu egois, memaksakan diri, tak tahu malu, berusaha untuk terus berada di belakangmu, menguntitmu, merasaimu, melihatmu dari jauh.

Kini aku sadar, cinta tak bisa dipaksakan.
Sudah takdir jika kisah kita hanya bertahan 8th.
Cintamu kini telah hilang, kamu bukan lelakiku yang dulu.
Aku yang tetap sama tak berubah sedikitpun, masih dindamu yang selalu mencintaimu.

Jangan khawatir say, hari ini aku akan pergi dari hidupmu.
Bukan hanya sekedar pergi, tapi benar-benar pergi.
Aku tidak akan menjadi masa lalu bagi cintamu yang baru.
Hanya ada kamu dan dia, tidak akan ada aku didalamnya.

Aku tahu selama ini goresanku meninggalkan jejak bagimu, maka dari itu aku takkan menulis lagi.
Ini adalah goresan yang terakhir, sekedar pesan untukmu, dan juga pamit pada semuanya.
Aku sangat tahu inginmu...

Semakin ku mencari,
semakin tak dimengerti
Semakin ku bertanya,
semakin tak terjawab
Kini aku semakin tertunduk, luruh, berserah diri
Aku adalah sepatah kata yang tak bersuara,
yang harus menepis segala rasa
Untukmu: tenanglah, kamu takkan lagi berdiri diatas badai cintaku, aku pergi...

Komentar