Jangan Mencela Hujan!
Memang benar, tidak semua yang terjadi di sekitar kita, sesuai dengan yang kita harapkan. Terkadang kita berharap langit cerah, namun Allah turunkan hujan. Dan sebaliknya. Namun apakah kehendak Allah harus bergantung kepada kehendak kita?
Jangan sampai ketidaknyamanan ini, menyebabkan kita menjadi murka dan marah dengan takdir Allah. Terlebih, jaga lisan baik-baik, jangan sampai mengeluarkan kata celaan terhadap hujan yang Allah turunkan. Terkadang kita tidak sadar, ucapan kita bisa menjadi sebab diri kita tergelincir ke dalam neraka.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang mengundang ridha Allah, yang tidak sempat dia pikirkan, namun Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Sebaliknya, ada hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dia pikirkan bahayanya, lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR.Ahmad 8635,Bukhari 6478, dan yang lainnya).
Mencela hujan = mencela Dzat yang memberi hujan
Protes seorang hamba ketika Allah menetapkan takdir, sejatinya dia protes kepada Allah. Dalam hadits qudsi, Allah ta’ala melarang kita mencela keadaan yang Dia ciptakan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman,
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang.” (HR.Bukhari 4826, Muslim 6000, dan yang lainnya).
Dalil di atas berbicara tentang hukum mencela waktu. Kasus mencela hujan, tidak berbeda dengan mencela waktu.
Misalnya, seseorang mengatakan: "motor saya mogok karena kehujanan", gara-gara hujan cucian tidak kering", "hujan ngapain turun, bikin banjir saja", "sebel, pagi-pagi sudah hujan", dan lain sebagainya yang intinya menyalahkan hujan.
Mencela hujan berarti mencela ketetapan dan takdir Allah. Celaan semacam ini termasuk perbuatan dosa, karena hakekatnya, dia mencela Allah sang Pencipta hujan. Hal ini juga menunjukkan ketidaksabaran pada diri orang yang mencela.
Sudah seharusnya lisan ini selalu dijaga. Jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat Allah murka. Semestinya yang dilakukan ketika turun hujan adalah banyak bersyukur kepada-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR.Bukhari no. 6478, dari Abu Hurairah)
Saat hujan adalah waktu mustajab untuk berdoa
Air hujan salah satu nikmat dari Allah yang disebutkan dalam Al qur'an. Allah SWT mengabarkan, Dia menghidupkan bumi yang mati dan kering melalui guyuran hujan.
“Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Karena datangnya hujan, Allah menumbuhkan tanam-tanaman, sayur-mayur dan buah-buahan sebagai sumber makanan.
“dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu.” (QS.Al-Baqarah: 21)
Nabi Muhammad SAW sangat berharap banyak kebaikan pada hujan yang Allah turunkan. Waktu hujan turun adalah saat mustajabnya doa, artinya doa semakin mudah terkabulkan.
Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan", sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah)
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Dua do'a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)
Doa yang amat baik dibaca kala turun hujan, adalah memohon diturunkannya hujan yang bermanfaat. Doa yang dipanjatkan adalah: “Allahumma shoyyiban naafi’aa (Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”.
Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah RA
”Nabi Saw ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari, Ahmad, An Nasai)
Semoga dengan turunnya hujan, semakin membuat kita bersyukur. Manfaatkanlah moment tersebut untuk banyak memohon segala hajat pada Allah SWT menyangkut urusan dunia dan akhirat. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendoakan kebaikan diri, keluarga, saudara, dan kerabat kita. Doakan juga untuk perjuangan kaum muslim lainnya.
Semoga jadi renungan bersama. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah...
keren kak
BalasHapus