Cinta Sang Penyair
aku rekam baik-baik dalam memori otakku,
aku bingkai dalam pigura kenanganku
Ketulusan...
aku lihat itu jelas dari matamu
Seperti malam yang selalu menantikan bulan dan bintang,
seperti tepi pantai yang selalu merindukan deburan ombak
Entah... ini sajak keberapa yang telah aku tulis untukmu,
tentang indahmu, pesonamu, dan diammu
Jika kau perlahan memudar,
maka aku seperti kehilangan hati,
aku seperti kehilangan mimpi,
seperti kau tak inginkan aku bersajak kembali
Aku hanya bisa menulis tetangmu,
karena hanya dengan menulis tentangmu,
adalah caraku menyatu dengan jiwamu
Aku di sini kembali menulis tentangmu,
Engkau terlihat angkuh dan mempesona
Aku beranikan diri memandang wajahmu langsung,
bukan lagi dari sisi sampingmu, atau bahkan dari sisi gelapku
Mereka tak akan tahu betapa indahnya dirimu,
betapa mempesonanya dirimu dalam tulisanku
Aku tahu kamu takkan bisa jalani hari tanpaku,
karena kita adalah satu
Penulismu ini tak pernah berhenti mengagumimu
Karena dengan menulismu aku berada di neverland ku sendiri,
dimana aku bisa menjadi diriku sendiri
Karena hanya dengan menulismu,
aku bisa tetap dekat denganmu
Bila rindu itu datang dan mulai tak bisa ditahan,
maka aku akan memuntahkannya dalam sajak-sajak puisi untuk mengenangmu
Rasa rindu ini seperti bumi ketika musim kemarau yang merindukan tetesan air hujan dari sang langit
Rasa dahaga yang hanya bisa terbayarkan dengan aku melukismu kembali
Aku selalu menitipkan salamku padamu,
lewat bintang yang berjajar di langit malam
Aku selalu membisikkan sajak-sajak puisiku untukmu,
lewat angin yang berhembus menyelimuti malam
Jangan pernah berhenti mencintaiku, seperti aku yang akan selalu mencintaimu...
Komentar
Posting Komentar