Menyapamu Lewat Doa


Menyapamu Lewat Doa

Wahai kamu ujung hatiku, apa kabar? Sudah lama ya kita tidak bertegur sapa? Padahal aku selalu merangkai namamu dalam sajak-sajak ku.

Andaikan kamu tahu, betapa aku merindu dirimu dari fajar hingga senja, yang sempat selalu nyata di sampingku tanpa bosan. Aku merindu tatapanmu yang terasa begitu lama dan mendalam, yang sempat membuatku kesulitan bernafas dan berkata: ya, aku rindu padamu hingga rasanya sulit menahan pedih yang tercipta.

Bagaimana denganmu? apakah kamu juga sama, merindu seperti ini? Mungkin iya, tetapi pasti bukan merindukanku, melainkan merindukan hati yang lain. Walaupun sebenarnya aku berharap kamu juga merindukanku.

Kamu tahu say? Walau kini kamu melihat dan mendamba hati yang lain, meski semua manusia memerintahkan hatiku untuk menghapus namamu, aku tidak akan pernah mengurangi sedikitpun kadar cinta dan perhatian yang selalu tercurahkan untukmu. Aku akan selalu mengusahakan bahagia hadir dalam hidupmu. Meskipun aku harus membunuh rasa bahagiaku sendiri.

Rentang waktu kita semakin hari semakin jauh. Aku tidak menyalahkan keadaan ini, tidak sama sekali. Karena sesungguhnya aku selalu menyelipkan namamu dalam doa, menyelipkan permohonan bahagiamu kepada Allah dalam bait doaku. Bagiku, sekedar menyapa dirimu dalam doa itu saja sudah sangat cukup untuk membuat hati ini tenang dan yakin bahwa kamu akan selalu dalam keadaan terbaik.

Menyapamu lewat doa, seraya berharap ada malaikat yang mengirimkan bisikan rindu itu untukmu.

Aku, yang akan selalu mencintaimu dalam diam.
Aku yang selalu menulis dirimu dalam kertas-kertas putih. Semoga tintanya tidak habis sebelum aku menyelesaikannya...

Komentar