Secarik Doa Merpati Yang Terluka

Secarik Doa Merpati Yang Terluka

Tertunduk rembulan di ujung malam,
menatap gelap dalam kesunyian.
Dingin menyelimuti kebekuan hati,
yang terlarut di rintik hujan.

Para penyair bersuara lantang,
melagukan derita merpati yang terluka.
Menatap jauh ke angkasa berharap kembali terbang jauh,
meninggalkan secarik harapan yang tersisa.

Ruang-ruang waktu seakan semakin membuat terluka,
tanpa detik yang beriring.
Perlahan berjalan dengan satu sayap terbalut tangis,
menerobos keputus asaan atau berhenti sampai disini.


Bimbang?...
Menunggu sayap itu sembuh lalu segera terbang,
ataukah tetap berjalan tanpa kepakan sayap.
Dalam diam keyakinan berputar,
menyujudkan emosi mencari jawaban.
Tuhan, apakah sudah tiba waktuku untuk bertemu dengan-Mu?

Disana mereka begitu mudahnya mencapai kebahagiaan,
sedangkan aku bertubi luka kurasakan demi mencapai bahagiaku.
Disana begitu indahnya para ayah dan ibu bisa berbagi kasih sayang pada anak-anaknya.
Disana pasangan-pasangan sejoli bisa saling menerima,
dan memberi hingga membangun sebuah bahtera.

Bukan aku melawan kehendak-Mu,
dan aku tak mau mengeluh dengan apa yang sudah Kau tentukan,
Tuhan, ijinkanlah cahaya-Mu menuntunku,
menuju kebahagiaan yang Engkau janjikan.

"Kata tanpa suara 18/02/2016"

PS: Sebuah sajak dari seorang sahabat Anarki Biru, yang dibuat dengan penuh kepedulian untuk seorang sahabat yang tidak terlihat, tidak terjamah, dan tidak diduga kehadirannya. Terima kasih...

Komentar